Dua Mahasiswa Sangga Buana Kembangkan Alat Pemantau Cuaca – Bandung – Dua mahasiswa Universitas Sanggabuana (USB) merancang perangkat keras pemantau cuaca. Melalui alat tersebut bisa diketahui suhu di ruangan, arah angin, hingga kecepatan angin.
Dua mahasiswa tersebut adalah Hendrik Ridwan dan Arif Wicaksono, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro USB. Hendrik yang merupakan mahasiswa tingkat akhir itu, membuat rancang bangun perangkat keras pemantau cuaca dengan mikrokrokontoler ATMega8535 untuk stasiun cuaca mini. Dengan melakukan kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hendrik berhasil menyelesaikan alat pemantau cuaca yang juga dijadikan tugas akhir pada studinya di Sangga Buana.
“Dengan menggunakan alat ini, kita bisa mengetahui tiga parameter cuaca. Mulai dari suhu, arah angin dan kecepatan angin,” kata Hendrik saat ditemui di Jalan PHH. Mustofa, Bandung, Kamis (18/7/2013).
Cara kerja alat ini yakni menggunakan sensor yang dihubungkan dengan LCD atau PC. “Alat ini bisa mengetahui langsung tiga parameter cuaca. Sedangkan kalau alat pemantau cuca lainnya hanya bisa mengukur satu parameter,” ungkapnya.
Mahasiswa lainnya yakni Arif Wicaksono, juga memperkenalkan rancang bangun parameter cuaca berbasis personal computer untuk stasiun cuaca mini. Berbeda engan buatan Hendrik, buatan Arif ini bersinergu dengan perangkat keras pemantau cuaca.
“Alat ini menggunakan komunikasi serial RS232 sebagai alat komunikasi data dari hasil pemantauan cuaca yang diterima oleh mikrokontroler AVR ATMega8535,” jelasnya.
Cara kerja perangkat keras ini yakni, komunikasi data yang dikirimkan oleh komunikasi serial RS232, akan diproses dengan menggunakan program Visual Basic 6.0.
Program visual tersebut nantinya akan menampilkan informasi pada personal komputer yang dapat dijadikan acuan untuk berbagai bidang, seperti transportasi udara, pelayaran, pertanian, komunikasi dan lain-lain.
“Tujuannya adalah agar bisa membuat alat yang dapat menampilkan keadaan cuaca secara online dan dapat disimpan dalam sebuah database,” jelasnya.
Dengan alat tersebut, diharapkan bisa membantu kerja para pengamat cuaca, sehingga tidak perlu ke luar ruangan dan hanya bekerja melalui layar komputer.
“Mungkin progam ini masih berbentuk propotype. Tapi ke depan kami menginginkan menjadi sofware, dapat diakses oleh siapapun lewat internet.
Sementara itu, di tempat yang sama Rektor USB, Asep Effendi mengungkapkan, kedua mahasiswa yang menunjukkan karyanya tersebut merupakan calon wisudawan terbaik USB pada tahun ini.
“Mudah-mudahan pengembangan alat-alat ini, dapat memberi manfaat lebih bagi masyarakat pada umumnya,” terangnya.
Source : detik.com