Kenapa Rupiah Kita Melemah – Bagaimana kabar Rupiah kita hari ini, kemarin sore kurs rupiah kita terhadap Dollar AS pertama kalinya di tutup diatas 14000 sama persis kayak nomor call center sebuah perusahaan makanan cepat saji terkenal. Seperti biasa banyak orang yang sama sekali tidak mengerti dasar-dasar ilmu ekonomi mulai menyuarakan suaranya, seolah-olah mereka tau apa yang menjadi duduk perkara pelemahan Rupiah ini.
Mungkin pertanyaan yang pertama kali muncul di benak kita mengapa bisa Dollar bisa tembus di angka 14000 terhadap Rupiah kita, salah siapa sehingga Rupiah bisa selemah ini, apa yang akan terjadi jika rupiah seperti ini.
Yang pertama muncul di benak kita adalah pemerintah menjadi pihak pertama yang langsung menjadi sorotan masyarakat atas pelemahan Rupiah, mungkin ada benarnya tetapi tidak sepenuhnya benar juga. lalu reaksi berikutnya itu beragam mulai dari pesimis terhadap nasib ekonomi indonesia atau mulai menuduh pasar bebas, investor asing, orang yahudi, freemason, dan illuminati. Atau kemudian muncul reaksi anti-asing, atau bisa juga reaksi lainnya yang jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan logika dasar ekonomi.
Dengan demikian sebelum kita beranggapan yang tidak ada kaitannya dengan dasar ekonomi tentang pelemahan Rupiah, kita harus mengkritisi pemikiran dasar kita bahwa Rupiah yang lebih kuat adalah selalu baik sedangkan Rupiah yang lebih lemah adalah selalu jelek. Apa benar seperti ini, mari kita bahas bersama.
Kenapa Rupiah kita melemah, mulai september ini Bank Central Amerika, federal reserve akan menentukan tingkat suku bunga acuan untuk Dollar Amerika. Dengan semua petunjuk yang telah di berikan oleh federal reserve, mungkin kebanyakan pelaku pasar berpendapat bahwa tingkat suku bunga USD akan naik, dari 0% menjadi 0,25% karena suku bunga adalah nilai dari harga uang itu sendiri, cara federal reserve untuk menaikan harga uang tersebut adalah dengan cara menurunkan jumlah uang yang beredar. Namun jika jumlah mata uang yang lain seperti Rupiah, Ringgit, Rand, Real tetap maka nilai USD akan meningkat.
Kemudian kita bertanya-tanya kok suku bunga Amerika naik bisa bikin semua orang heboh, ini dia jawabannya.
Karena amerika adalah pusat perekonomian terbesar di dunia, 20% dari seluruh barang dan jasa didunia diproduksi di Amerika, dan USD adalah mata uang de fakto perdagangan internasional. bayangkan saja kalau misal seekor gajah sedang mencoba masuk ke kolam renang yang kecil, meskipun gajah tersebut masuknya perlahan-lahan ke kolam tetapi ombak yang di ciptakan akan tetap besar, begitu juga dengan Amerika.
Selain Amerika ada yang sangat berpengaruh dalam perekonomian dunia yaitu China. kenapa China, karena China kurang lebih adalah pabrik terbesar di dunia. China membeli banyak barang mentah atau setengah jadi dari seluruh negara di dunia, dari Brazil hingga Rusia. Bayangkan saja kalau misal ekonomi China melambat, sehingga China mengurangi belanja barang mentah atau setengah jadi dari tiap negara termasuk Indonesia. Yang akan terjadi perlambatan ekonomi China tentu akan menurunkan ekspor dari dari tiap-tiap negara di dunia.
Apa yang terjadi kalau melemah, perlu kita ketahui bahwa ekspor adalah salah satu sumber utama penerimaan mata uang asing, terutama USD. Jadi ekspor dapat digunakan untuk mewakili supply(penawaran) USD di Indonesia. kebalikannya, karena biaya impor di bayar dengan USD maka impor dapat di gunakan untuk mewakili permintaan USD. Kalau misalkan ekspor turun maka penawaran USD akan turun, dan lagi-lagi Dollar akan naik.
Efek dari pelemahan ekonomi tersebut ditambah dengan kejutan dari Beijing, yaitu pelemahan nilai Renminbi terhadap Dollar, walaupun nilainya tidak lebih dari 30% secara tiba-tiba. Walau terkesan kecil akan tetapi memberi sinyal kepada pasar bahwa pelemahan ekonomi China ternyata jauh lebih serius dari yang kita duga selama ini.
Analogi sederhana untuk menggambarkan kondisi saat ini di dunia adalah bahwa ada sebuah gajah yang hendak masuk ke kolam kecil dengan pelan-pelan (Amerika Serikat) dan ada sebuah gajah lain di tepi kolam yang pingsan dan jatuh ke kolam kecil yang sama (China). Ombaknya (efek negatif ke dunia) akan sangat sangat besar dan sangat tidak mengenakkan.
Grafik di atas adalah pelemahan beberapa mata uang eksportir komoditas di dunia (Indonesia, Malaysia, Brazil, Kolombia, dan Rusia) selama sebulan terakhir. Grafik pelemahan Rupiah adalah yang berwarna oranye. Indonesia bahkan bukan yang paling buruk di antara hampir semua negara yang melemah terhadap USD.
Lalu kita mungkin bertanya federal reserve baru akan beraksi di bulan September dan pelemahan ekonomi China belum terlihat secara nyata di data ekonomi, lalu mengapa sudah melemah.
Jawabannya adalah kebanyakan pelaku pasar sudah memiliki ekspektasi terlebih dahulu akan adanya pelemahan besar-besaran di seluruh dunia, dan mereka mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum China atau the fed mengambil aksi. Kalau menunggu aksi China atau the fed, pelaku pasar akan merugi sangat besar (siapa cepat, dia untung).
Tapi perlu disadari bahwa semua pelemahan yang terjadi karena China dan the fed lalu diperparah oleh pasar yang bereaksi berlebihan. Perlu anda ketahui bahwa para investor (bahkan yang profesional) di sektor keuangan sangat mirip dengan ABG, yang suka bereaksi berlebihan ketika ada berita baik atau buruk muncul. Sebagai akibatnya, ketika rumor buruk mengenai China dan the fed muncul, mereka menarik uang dari negara berkembang (mengurangi supply USD) secara besar-besaran, jauh lebih besar dari yang seharusnya bila mereka bersikap tenang. Jadi, jangan heran bahwa sentimen buruk apapun dapat membuat pasar gonjang ganjing seperti kemarin kalau anda tahu bahwa orang-orang yang ada di pasar kebanyakan labil dan lebay.