Salinity Meter – Alat Pengukur Kadar Garam Terlarut dalam Air – Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau,sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar.
Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas :
- Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
- Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya.
Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinity meter yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut.
Prinsip kerja Salinity meter :
Seperti yang disebutkan penjelasan di atas, prinsip kerja salinity meter didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam pengukurannya, salinity meter menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida dan sebagainya.
Ion-ion klor membantu dalam konduksi dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air. Saalinity meter menggunakan satu set elektroda untuk mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinity meter dengan air yang diukur. Hal ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga.
Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk setiap kenaikan derajat tunggal suhu. Dapar dilihat juga alarm audio visual yang aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang tersimpan dari keadaan tidak murni.